Friday 4 August 2017

Cara Membaca Kode Bearing

Cara Membaca Kode Bearing

Seringkali kita kesulitan untuk menentukan bearing yang akan kita pakai untuk mesin kita, berikut akan saya bagi tips untuk membaca kode bearing matrik.

Untuk memudahkan dalam pemilihan bearing, maka produsen bearing membuat standar ukuran bearing melalui kode tertentu. Berikut ini akan dibahas secara singkat mengenai kode yang terdapat pada bearing.
Pada bearing biasanya tertera kode kombinasi antara angka dan huruf. misalnya pada bearing SKF yang tertera kode 6201 RS/C3 MT47. Kode tersebut tidak sembarang tulis, karena ditentukan menggunakan standar ISO.


Kode Angka


·         Angka Pertama

Angka pertama adalah kode untuk jenis bearing. Perlu diingat bahwa bila kode pertama adalah angka, berarti satuan yang dipakai merupakan satuan metrik, sedangkan bila menggunakan huruf, berarti menggunakan satuan non metrik (inchi).

Daftar arti kode pertama (jenis bearing):


·         Angka Kedua

Angka kedua merupakan kode yang menunjukkan jenis dimensi bearing, yaitu diameter, tebal dan tinggi.

·         Dua angka berikutnya, yaitu angka ketiga & ke-empat


Merupakan kode untuk ukuran diameter dalam bearing tersebut. jika kode-nya 00 maka diameternya 10 mm , 01 maka diameternya 12 mm , 02 maka diameternya 14 mm , 03 maka diameternya 17 mm. Mulai 04 sampai seterusnya tinggal di kali dengan 5 mm. misalnya 04 = 20 mm, 05 = 25 mm. dan seterusnya


Berikut tabel untuk beberapa ukuran bearing berdasarkan kode angkanya (matrik)

 

Kode
d
D
l

Kode
d
D
l
Bearing

Bearing
605
5
14
5

625
5
16
5
606
6
17
6

626
6
19
6
607
7
19
6

627
7
22
7
608
8
22
7

628
8
24
8
609
9
24
7

629
9
26
8
623
3
10
4

634
4
16
5
624
4
13
5

635
5
19
6









Kode
d
D
l

Kode
d
D
l
Bearing

Bearing
6000
10
26
8

6200
10
30
9
6001
12
28
8

6201
12
32
10
6002
15
32
9

6202
15
35
11
6003
17
35
10

6203
17
40
12
6004
20
42
12

6204
20
47
14
6005
25
47
12

6205
25
52
15
6006
30
55
13

6206
30
62
16
6007
35
62
14

6207
35
72
17
6008
40
68
15

6208
40
80
18
6009
45
75
16

6209
45
85
19
6010
50
80
16

6210
50
90
20









D = diameter luar







d=diameterDalam







l = lebar










ssatuan dalam : mm



Kode Jenis Penutup Bearing

Untuk kode berikutnya merupakan huruf yang merupakan kode untuk jenis penutup bearing, contohnya RS yang kepanjanganya Rubber Seal atau seal karet yang artinya bearing tersebut menggunakan penutup jenis karet.

Daftar arti kode keempat (jenis penutup yang digunakan pada bearing):


Z= zinc(single seal)
2Z= zinc(double seal)
RS= rubber(single seal)
2RS= rubber(double seal)
V= single non-contact seal
VV= double non-contact seal
DDU= double contact seal
NR= snap ring and groove
M= brass cage

 

 Kode Kerengangan

Contohnya kode C3. Simbol ini menandakan kerenggangan antar pelor dan dinding punggung bagian dalam. “C3 cocok untuk motor harian”. Makin besar angkanya berarti toleransi kerenggangan antar komponen bearing makin besar pula. Tak heran C3, jika digoyangkan lebih terasa rengang dibanding C2. Angka kerenggangan tersebut tercantum dari C2 – C5 tanpa tanda (kosong). Motor dengan putaran mesin tinggi sebaiknya menggunakan bearing dengan kerenggangan C5. Salah satu alasannya yaitu di temperatur motor high speed jauh lebih tinggi dibanding motor harian, dan ketika suhu memuncak maka bola-bola memuai. Posisi menggelinding jadi pas. Tidak akan macet. Satuan kerenggangan atau Clearance adalah mikron. 1 mikron sama dengan 1/1000 mm.






Contoh cara membaca kode bearing (laher) 6301-RS C3 yang tertera di sisi samping bearing:
·                     angka 6 adalah jenis laher dengan bantalan berbentuk bola (ball bearing);
·                     3 menunjukkan dimensi laher (diameter luar dan tebal laher) dalam contoh ini diameter luar laher 37mm dan tebal 12mm;
·                     01 adalah lingkar dalam laher 12mm, jika angkanya 00 berarti diameter dalamnya 10mm, 01:12mm, 02:15mm, 03:17mm, 04:20mm, 05:25mm, 06:30mm dan 07:35mm;
·                     RS menunjukkan jenis tutup/pelindung bola laher (RS: rubber seal, Z atau ZS: zinc seal/sil logam, 2 RS: kedua permukaan laher tertutup sil karet, 2Z: kedua permukaan laher ditutup logam/zinc)
·                     C3 menunjukkan clearance (kerenggangan) dalam satuan mikron (1/1000).
 
  • Ball Bearing
Ball bearing merupakan bearing yang paling umum dan tak hanya digunakan untuk Automotive Equipment. Biasanya jenis bearing ini digunakan pada mesin dan alat-alat rumah tangga. Jenis bearing ini punya kinerja sederhana tapi gerak putarnya efektif. Sehingga menjadi bearing yang paling banyak dipakai karena bisa mewakili baik beban putar (radial load) ataupun beban tekan dari samping (thrust load). Meski punya kemampuan yang bagus, tetapi usahakan untuk dipakai pada beban yang tidak terlalu berat.
  • Roller Bearing

Contoh paling mudah untuk perlengkapan automotive jenis bearing tipe roller ini adalah conveyor belt, dimana bearing di beri beban cukup berat. Sesuai dengan namanya, roller bearing berupa roller yang berbentuk silinder, dan kinerjanya adalah kontak antara bagian dalam (inner race) dan bagian luar (outer eace) bukan bertumpu pada satu titik seperti pada ball bearing, tapi segaris (sesuai lebar roller).

Karena titik tumpunya lebih lebar atau lebih dari satu titik, maka kekuatan tumpuan bebannya juga lebih besar. Roller bearing ini juga bervariasi termasuk Needle Bearing, yakni menggunakan silinder dengan diameter yang sangat kecil, karena itulah, disamakan dengan jarum (needle). Jenis bearing ini khusus untuk alat-alat berat.
  • Ball Thrust Bearing
Tipe bearing ini ini punya aplikasi khusus, tak umum seperti jenis sebelumnya. Jenis bearing ini hanya digunakan untuk aplikasi dengan putaran gerak rendah. Tidak bisa dipakai untuk radial load, misalnya untuk benda yang biasanya menggunakan ball thurst bearing seperti meja makan model putar, kursi, lemari kecil dan sejenisnya.
  • Roller Thrust Bearing

Roller thurst bearing bisa menahan beban cukup berat, biasa dipakai di Gear Set kendaraan seperti transmisi atau Gear Box mobil, dimana butuh rumah dan rotating shaft. Gigi matahari yang dipakai ditransmisi mobil juga butuh bearing ini.
  • Tapered Roller Bearing
Komponen ini juga tak kalah penting untuk perlengkapan otomotif kendaraan bermotor khususnya mobil dan motor. Jenis bearing yang biasa dipakai di tromol motor dan mobil, dimana roller bearingnya punya dua bagian yang saling bersebrangan arah. Dengan begitu, dua roller bearing ini bisa menahan beban (trust load) dari dua arah tersebut.
  • Magnetic Bearing
Sebagai jenis bearing motor paling mutakhir, Magnetic Bearing juga punya peran yang boleh dibilang mumpuni, inilah bearing paling modern dengan daya kerja atau putaran tinggi. Biasanya bearing ini dipakai pada sistem dan perangkat tertentu seperti Flywheel. Dengan bantuan magnetic bearing ini, maka flywheel bisa terapung di medan magnet.

Beberapa tipe flywheel bisa berputar lebih dari 50 ribu rpm. Bandingkan dengan Roller Bearing biasa atau Ball Bearing yang akan langsung meleleh dalam kecepatan ini. Karena magnetic bearing tidak punya moving part, maka kecepatan putarnya bisa sangat cepat.
 

Saturday 3 September 2016

Avanza 2006

Avanza 2006

3/9/2016. Liek motor (Rp.1.620.512).
1. Tune up. Rp.442.750
2. Ganti oli. Mobil super 1000 SAE 15W40. Beli 2, Rp.292.000/pcs.
3. Ganti bearing roda depan kanan. (Rejeki motor)Rp.225.000.(japan). jasa : Rp. 231.000
4. Ganti bush lateral belakang. (Usaha baru motor) Rp.15.000.
5. Ganti shock absorber depan ka-ki. (Usaha baru motor) Rp.603.000/pcs. Jasa : Rp. 654.500. Dan ganti spon shock : Rp.25.000/pcs.
6. Ganti link stabilizer. (Usaha baru motor) Rp. 195.000.
7. Ganti kabel hand rem ka-ki. (Rejeki motor) Rp.160.000/set.
8. Ganti filter oli. (Liek motor) Rp. 30.000.
9. Spooring : Rp.192.000.
10. Ganti cylinder head cover gasket. (Rejeki motor)Rp. 80.000. Jasa : Rp. 154.000.
11. Ganti kabel gas. Rp.110.000.

15/8/2016. Demak ban
1. Beli roda depan kanan kiri. 185/70 R14 ecopia 150 bridgestone.
550.000/pcs

6/5/2016
1. Tune up
2. Ganti oli
3. Ganti kabel kopling
4. Ganti matahari kopling
5. Ganti cover clutch, coupling, dreklaher, seal.

Service 23/7/2015. Km.138.432 balik 148.432. Liek Motor indrapura.
1. Jasa tune up. 457.330, disc 15%, 389.241.
2. Filter oli,34.999, disc 3%, 33.950.
3. Castrol oli magnatec, 289.000.
4. Exxel engine flush, 81.500.
5. Exxel foam conditionar, 74.500.
6. Bulb 12v back, 25.999, disc 3%, 25.220.
7. Busi K20, 13.999x4, 55.996.

Saran :
1. Spooring+balancing.
2. Perbaiki cover timing chain.
3. Ganti link stabilizer.
4. Ganti long tie rod kiri depan.
5. Ganti engine mounting kanan.
6. Ganti stay back door.
7. Ganti shock absorber depan kanan kiri.
8. Ganti bushing lateral.

Full tank, 3218

Original accu, NS40, 32A.
upgrade, NS40Z, 35A atau NS60, 45A.

Giant :
-Body cover : 319.990
-kenmaster kunci stir 4517 : 145.990
-active leisure wiper 16" 400mm : 39.990
-active leisure wiper 18" 450mm : 39.990
-active leisure wiper 19" 475mm : 44.990
-alas anti slip : 24.990
-alas anti slip ch cooler pad : 39.990
-CD visor : 49.990

Ukuran ban : 185/70/14
Harga : 580.000, bridgestone ecopia

No. Pelanggan ACC :
01400405001478531
Jatuh tempo tgl. 5
Avanza 2006 type G 1.3,
Rp. 90.000.000
DP : Rp. 35.000.000
1 bulan : Rp. 2.285.000 x 36
Show room : mobil 51, ngagel.

L1083OJ,MINIBUS,TOYOTA AVANZA 1.3 F601RM-GMMEJ,2006,BIRU METALIK,MASA PAJAK: 24-05-2015,PKB: Rp 1.386.000,BBN2: Rp 924.000,JR: Rp 143.000,(LUNAS),SBY-SLTN,TRIM

Olie: (mesran)
1. Mesin, +/- 4 liter.
2. Gardan, +/- 2 liter.
3. Kopling / porseneleng. +/- 2 liter.
4. Steering.

Pengurusan BPKB

Proses balik nama kendaraan.
Start 10.30. samsat surabaya pusat.

1. Fotocopy document (KTP Pemilik baru, BPKB, STNK asli dan copy) dan pembuatan kuitansi jual beli : Rp. 25.000. (1 map)
2. Ke loket 1 ambil formulir cek fisik.
3. Ke lokasi cek fisik, sepeda motor dibawa, di cek fisik kendaraan + di isi formulirnya, kasih tip Rp. 5000. Sepeda motor kembali ke parkir. Masukkan berkas nya ke loket fisik.
4. Ke loket 12 ambil surat permohonan keterangan fiskal.
5. Ke loket 8 blokir polisi.
6. Loket 11 pendaftaran mutasi keluar.
7. Ke loket 12. Tunggu dipanggil. Bayar Rp. 222.000
8. Fotocopy surat keterangan fiskal, 5x. Rp.2000.
9. Ke lantai 3 ruang berkas stnk. Ambil berkas lama.
10. Ke loket 11 pendaftaran mutasi keluar.
11. Ke loket 10 pembayaran BNBP mutasi keluar, Rp. 75.000.
12. Pendaftaran tanggal 28/12/2015 kembali ambil STNK tanggal 3/1/2016.
13. Parkir Rp. 3000.
Finish 12.30.
14. Balik lagi tgl. 12/01/2016. Dapat sms. Pemberitahuan. Ke loket 11.(pendaftaran mutasi keluar).

11/02/2016
1. Ke polda
2. Ke pelayanan mutasi BPKB
Bayar Rp. 80.000.

19/02/2016
1. Ke polda
2. Kembalikan resi pengambilan bpkb

23/02/2016
1. Dapat berkas resi pengambilan bpkb
2. Pengurusan stnk dan plat nomer baru di samsat tandes surabaya barat.
3. Registrasi cek fisik. Syarat copy KTP dan surat mutasi (2 lembar).
4. Ambil formulir. Isi form nya.
5. Ke lantai 2. Loket 2. Pelayanan pendaftaran bbn & masuk. Kasih kan berkasnya.
6. Bayar Rp.230.000.
7. Bayar cetak stnk dan tnkb. Rp.80.000.
8. Ambil Stnk dan pajaknya.
9. Ke lokasi cetak plat nomer di bawah.
10. Ambil plat nomer.

9/7/2106.
Dapat BPKB baru sesuai nama. Di polda jatim.

Wednesday 1 June 2016

Bagaimana Mengidentifikasi O-ring

Bagaimana Mengidentifikasi O-ring

Permasalahan sering terjadi ketika seorang user di suatu perusahaan yang membutuhkan O-ring tidak mengerti apa saja informasi Oring yang harus dia berikan kepada bagian procurement. Dan kemudian procurementpun tidak mengetahuinya sehingga mereka kesulitan untuk mendapatkan oring tersebut. Jika ada vendor atau supplier yang nakal tentu saja ini menjadi sasaran empuk untuk mendapatkan keuntungan besar sesaat.

Oleh karena itu penting untuk anda para user dan bagian procurement untuk mengetahui apa saja informasi yang harus diketahui mengenai Oring ini. Oring diidentifikasikan oleh 3 informasi, yaitu :

1. DIMENSI,
yaitu ukuran Inside Diameter (ID) dan Thickness (Th) atau Cross Section (CS) sedangkan Outside Diameter menjadi tidak diperlukan karena OD = ID + 2CS. Dimensi dalam dalam satuan milimeter ataupun inch. Beberapa negara mempunyai standard ukuran masing yang dijadikan acuan dalam menentukan dimensi ini, seperti misalnya Amerika memiliki standar AS568A, Jepang memiliki JIS, Prancis memiliki FR, Swedia memiliki SMS dan sebagainya. Industri manufactur yang membuat mesin2 produksi ataupun peralatan yang mengunakan oring didalamnya biasanya memakai standar ukuran yang berasal dari negaranya sendiri, seperti misalnya mesin2 buatan Amerika biasanya memakai Oring dengan ukuran standar AS568A dan mesin2 buatan Jepang memakai standar ukuran JIS.
Untuk mengukur Oring ini secara manual dapat menggunakan jangka sorong atau caliper serta micrometer. Untuk yang berukuran besar bisa juga mengukurnya dengan meteran. Atau dapat juga menggunakan alat ukur khusus seperti O-ring gauge yang dikeluarkan oleh Parker Haniffin ataupun National OilWell.

2. MATERIAL,
yaitu material pembuat Oring. Material Oring ini dipilih karena beberapa hal, yaitu (a) Temperatur yang mengenai Oring tersebut (b) Media yang digunakan serta (c) tekanan. Material2 yang umum digunakan dalam industri seperti NBR (Nitril Butadiane Rubber), FKM (Fluorocarbon) atau biasa dsebut dengan Viton, Silicon, EPDM, dan PerFluoro Elastomer (FFKM).
Kadang user ataupun bagian procurement yang menerima oring dari vendor tidak dapat memastikan apakah barang yang dia terima sesuai dengan permintaan atau tidak. Misalkan dia meminta oring dengan material viton namun ternyata vendor karena beberapa alasan memberikan oring dengan material NBR, tentu saja ini dapat menyebabkan masalah yang fatal karena bisa menyebabkan kebocoran yang dapat berakibat meledaknya suatau alat/pabrik. Atau sebaliknya yang diminta NBR tapi yang diberikan adalah Viton. Bagaimana User atau bagian procurement dapat memastikan barangnya sesuai ? apakah cukup dengan garansi atau surat jaminan dari vendor ?. Tentu tidak. Ada satu alat yang dapat digunakan untuk mementukan material Oring yang sangat praktis yaitu Elastomer Tester. Bentuknya prakstis seperti Pulpen yang dapat dibawa kelapangan dengan mudah. Mekanisme kerjanya dengan melihat pantulan bandul besi yang terdapat didalam alat tersebut. namun alat ini hanya dapat mengidentifikasi 4 material saja yaitu, NBR, Viton (FKM), Perfluoro elastomr (FFKM), dan EPDM.

3. KEKERASAN.
Kekerasan ini memiliki satuan Shore A yang dipilih sesuai dengan tekannnya. Semakin tinggi tekanannya semakin besar pula kekerasan Oringnya, demikian sebaliknya. Jika tekanan tingga menggunakan oring dengan kekerasan rendah dapat menyebabkan kebocoran. Kekerasan ini juga sangat tergantung kepada bagaimana aplikasi yang digunakan terhadap oring tersebut apakah mengenai permukaan dengan gerakan yang dinamis atau hanya statis. Jika aplikasi yang digunakan adalah dinamis maka kekersan yang paling rendah dapat digunakan untuk menghindari 'kemacetan' pada permukaan tersebut. Dan jika paplikasinya statis maka kekerasan tingga lebih baik digunakan. Pada umumnya memiliki nilai antara 70 - 95. Kekerasan ini dapat diukur dengan alat Hardnessmeter.

4. APLIKASI KHUSUS.
Beberapa aplikasi mungkin membutuhkan spesifikasi khusus untuk Oringnya, seperti misalnya dalam dunia perminyakan ada kondisi decompressi sehingga membutuhkan Oring dengan spesifikasi AED (Anti Explosive Decompression) atau ada yang menyebutnya dengan EDR (Explosive Decompression Resistance. Atau untuk aplikasi di pabrik makanan/minuman yang membutuhkan oring dengan spesifikasi food grade .